Tinjauan Umum Pengembangan Sistem

 Tinjauan Umum Pengembangan Sistem


A. Definisi Dari Pengembangan Sistem

        Pengembangan system (system development) dapat berarti menyusun suatu system yang baru untuk menggantikan system yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki system yang telah ada. Sistem yang lama perlu diperbaiki atau diganti disebabkan karena beberapa hal, yaitu sebagai berikut ini :

  1. Adanya Permasalahan Atau Problem Yang Timbul Disistem Yang Lama Berupa:

        a. Ketidakberesan

    Ketidak beresan dalam sistem yang lama menyebabkan sistem yang lama tidak dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan. Ketidak beresan ini dapat berupa:

  • Kecurangan-kecurangan disengaja yang menyebabkan tidak amannya harta kekayaan perusahaan dan kebenaran dari data kurang terjamin.
  • Kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja yang juga dapat menyebabkan kebenaran dari data kurang terjamin.
  • Tidak efisiensinya operasi.
  • Tidak ditaatinya kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan.

        b. Pertumbuhan Organisasi

    Pertumbuhan Organisasi yang menyebabkan harus disusunnya sistem yang baru. Pertumbuhan organisasi diantaranya adalah kebutuhan informasi yang semakin luas, volume pengolahan data semakin meningkat, perubahan prinsip akuntansi yang baru. Karena adanya perubahan ini, maka menyebabkan sistem yang lama tidak efektif lagi, sehingga sistem yang lama sudah tidak dapat memenuhi lagi semua kebutuhan informasi yang dibutuhkan manajemen.

        Untuk meraih kesempatan-kesempatan (opportunities) Teknologi Informasi telah berkembang dengan cepatnya, Perangkat keras komputer, perangkat lunak teknologi komunikasi telah maju begitu cepat berkembang. Organisasi mulai merasakan bahwa teknologi informasi ini perlu digunakan untuk meningkatkan penyediaan informasi sehingga dapat mendukung dalam proses pengambilan keputusan yang akan dilakukan oleh manajemen.

    2. Adanya Instruksi-Instruksi (Derivatives)

       Penyusunan system yang baru dapat juga terjadi karena adanya instruksi-instruksi dari atas pimpinan ataupun dari luar organisasi, seperti misalnya peraturan pemerintah.

Proses pengembangan system dapat digambarkan sebagai berikut :
telah dikembangkannya system yang baru, maka diharapkan akan terjadi peningkatan-peningkatan di system yang baru. Peningkatan-peningkatan ini berhubungan dengan PIECES (merupakan singkatan untuk memudahkan mengingatnya), yaitu sebagai berikut:
  • Performance (kinerja), peningkatan terhadap kinerja (hasil kerja) system yang baru sehingga menjadi lebih efektif. Kinerja dapat diukur dari throughput dan response time. Throughtput adalah jumlah dari pekerjaan yang dapat dilakukan suatu saat tertentu. Response time adalah rata-rata waktu yang tertunda diantara dua transaksi atau pekerjaan ditambah dengan waktu response untuk menanggapi pekerjaan terebut.
  • Information (informasi), peningkatan terhadap kualitas informasi yang disajikan.
  • Economy (ekonomis), peningkatan terhadap manfaat-manfaat atau keuntungan-keuntungan atau penurunan-penurunan biaya yang terjadi.
  • Control (Pengendalian), peningkatan terhadap pengendalian untuk mendeteksi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan serta kecurangan-kecurangan yang dan akan terjadi.
  • Efficiency (efisiensi), peningkatan terhadap efisiensi operasi. Efisiensi berbeda dengan ekonomis. Bila ekonomis berhubungan dengan jumlah sumber daya yang digunakan, efisiensi berhubungan dengan bagaimana sumber daya tersebut digunakan dengan pemborosan yang paling minimum. Efisiensi dapat diukur dari outputnya dibagi dengan inputnya.
  • Services (pelayanan), peningkatan terhadap pelayanan yang diberikan oleh system.

B. Alasan Mengapa Suatu Organisasi Perlu Melakukan Pengembangan Sistem

1. Peningkatan Efisiensi

  • Pengembangan sistem dapat membantu organisasi meningkatkan efisiensi operasional. Dengan otomatisasi tugas-tugas rutin, perbaikan proses, dan penggunaan teknologi yang tepat, organisasi dapat mengurangi waktu dan sumber daya yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu.
  • Contoh, sistem manajemen inventaris yang baik dapat membantu perusahaan mengoptimalkan persediaan dan mengurangi pemborosan, sehingga meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi biaya.

2. Peningkatan Kualitas Layanan

  • Pengembangan sistem juga memungkinkan organisasi untuk meningkatkan kualitas layanan yang mereka tawarkan kepada pelanggan atau pemangku kepentingan. Sistem yang lebih baik dapat memungkinkan layanan yang lebih cepat, lebih akurat, dan lebih responsif.
  • Sebagai contoh, sistem pemesanan online yang efisien dapat memungkinkan pelanggan memesan produk atau layanan dengan mudah dan mendapatkan informasi yang akurat tentang ketersediaan dan status pesanan mereka.

3. Menyesuaikan dengan Perubahan Lingkungan

  • Lingkungan bisnis dan teknologi terus berubah. Organisasi perlu dapat beradaptasi dengan cepat untuk tetap bersaing. Pengembangan sistem memungkinkan organisasi untuk memperbarui dan mengembangkan sistem mereka sesuai dengan perubahan ini.
  • Contoh, perusahaan e-niaga yang berubah dari sistem komputer konvensional ke sistem berbasis awan untuk skalabilitas dan fleksibilitas yang lebih besar agar bisa bersaing di pasar yang terus berubah.

4. Contoh Kasus

  • Sebagai contoh kasus, perusahaan ritel besar mungkin perlu mengembangkan sistem manajemen rantai pasokan yang lebih canggih untuk mengkoordinasikan persediaan dan pengiriman dari berbagai gudang ke toko-toko mereka. Dengan sistem yang lebih efisien, perusahaan dapat mengurangi biaya persediaan dan memastikan produk tersedia dengan baik di seluruh jaringan toko mereka.
  • Organisasi pelayanan kesehatan mungkin memerlukan pengembangan sistem manajemen catatan medis elektronik untuk meningkatkan efisiensi dalam dokumentasi pasien, mengurangi kesalahan, dan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pasien.

C. Mengenai Prinsip Didalam Pengembangan Sistem

1. AKonsistensi

Konsistensi adalah prinsip penting dalam pengembangan sistem yang mengacu pada penggunaan aturan, format, dan standar yang konsisten dalam seluruh sistem. Ini mencakup konsistensi dalam tampilan antarmuka pengguna, penggunaan terminologi, struktur basis data, dan pemilihan teknologi. Konsistensi membantu pengguna beradaptasi dengan sistem lebih cepat dan mengurangi risiko kesalahan.

2. Modularitas

Modularitas adalah prinsip yang mengedepankan pemecahan sistem menjadi modul atau komponen yang lebih kecil yang dapat dikelola secara terpisah. Setiap modul berfungsi secara mandiri dan dapat digantikan atau diperbaiki tanpa memengaruhi seluruh sistem. Modularitas mempermudah pengembangan, pemeliharaan, dan skalabilitas sistem.

3. Keterpaduan

Keterpaduan adalah prinsip yang mengacu pada kemampuan berbagai komponen sistem untuk bekerja sama secara terintegrasi. Ini mencakup integrasi data, aliran informasi, dan komunikasi antara berbagai bagian sistem. Keterpaduan memungkinkan sistem beroperasi secara efisien dan dapat berbagi informasi dengan benar di seluruh organisasi.

4. Pengujian dan Validasi

Prinsip pengujian dan validasi menggarisbawahi pentingnya menguji sistem secara menyeluruh untuk memastikan bahwa sistem berperilaku sesuai dengan yang diharapkan dan memenuhi kebutuhan pengguna. Pengujian termasuk pengujian fungsional, pengujian integrasi, pengujian performa, dan pengujian keamanan. Validasi adalah proses memverifikasi bahwa sistem memenuhi persyaratan dan tujuan yang telah ditetapkan.

D. Tahapan dalam Pengembangan Sistem

1. Analisis Kebutuhan

Tahap analisis kebutuhan merupakan langkah awal dalam pengembangan sistem. Pada tahap ini, organisasi mengidentifikasi dan mendokumentasikan kebutuhan bisnis dan teknis yang perlu dipenuhi oleh sistem yang akan dikembangkan. Ini melibatkan interaksi dengan pemangku kepentingan, seperti pengguna akhir dan pemilik proyek, untuk memahami masalah yang perlu dipecahkan dan tujuan yang ingin dicapai.

2. Perancangan

Setelah kebutuhan dikumpulkan, tahap perancangan melibatkan merancang solusi yang akan memenuhi kebutuhan tersebut. Ini meliputi perencanaan arsitektur sistem, pemilihan teknologi, perancangan antarmuka pengguna, dan rancangan detail lainnya. Tujuan dari tahap ini adalah menciptakan pandangan yang jelas tentang bagaimana sistem akan beroperasi.

3. Implementasi

Tahap implementasi adalah saat sistem yang telah dirancang diubah menjadi kenyataan. Ini melibatkan pengkodean, konfigurasi perangkat lunak, instalasi perangkat keras, dan pengaturan infrastruktur yang diperlukan. Selama tahap ini, sistem akan diterapkan dalam lingkungan produksi organisasi.

4. Pengujian

Pengujian adalah tahap penting dalam pengembangan sistem. Ini melibatkan pengujian berbagai komponen sistem untuk memastikan bahwa mereka beroperasi sesuai yang diharapkan dan memenuhi kebutuhan yang telah diidentifikasi. Pengujian dapat mencakup pengujian fungsional, pengujian integrasi, pengujian performa, dan pengujian keamanan. Hasil dari pengujian akan membantu memastikan kualitas sistem.

5. Pemeliharaan

Pemeliharaan adalah tahap berkelanjutan dalam siklus hidup sistem. Ini melibatkan pemantauan kinerja sistem, pemecahan masalah, pembaruan, dan perawatan rutin untuk memastikan bahwa sistem beroperasi dengan baik dan tetap relevan. Organisasi perlu merencanakan pemeliharaan jangka panjang agar sistem tetap mendukung tujuan bisnis.

E. Metodologi dalam Pengembangan Sistem & Pendekatan

a. Model Waterfall

Model Waterfall adalah salah satu metodologi pengembangan sistem tradisional yang mengikuti pendekatan berurutan. Proses pengembangan dalam model ini terbagi menjadi tahap-tahap terpisah, seperti analisis, perancangan, implementasi, pengujian, dan pemeliharaan, dan setiap tahap harus selesai sebelum melanjutkan ke tahap berikutnya. Model ini cocok untuk proyek dengan kebutuhan yang telah didefinisikan dengan jelas dan sedikit perubahan yang diharapkan selama proses pengembangan.

b. Model Agile

Model Agile adalah pendekatan yang lebih fleksibel dalam pengembangan sistem. Metodologi ini fokus pada kolaborasi tim, perubahan yang responsif, dan pengiriman iteratif. Tim bekerja dalam periode waktu pendek yang disebut iterasi atau sprint, dan menghasilkan versi perangkat lunak yang dapat digunakan oleh pelanggan. Model Agile cocok untuk proyek dengan kebutuhan yang mungkin berubah atau belum sepenuhnya dipahami.

c. Model Spiral

   - Model Spiral adalah kombinasi dari pendekatan berulang dan berurutan. Ini menggabungkan tahap analisis, perancangan, implementasi, dan pengujian dalam siklus iteratif yang disebut spiral. Setiap putaran spiral melibatkan perencanaan, analisis risiko, pengembangan, dan pengujian. Model Spiral cocok untuk proyek-proyek besar dan kompleks yang memiliki tingkat ketidakpastian yang tinggi.

d. Pemilihan Metodologi yang Tepat

Pemilihan metodologi pengembangan sistem yang tepat sangat bergantung pada jenis proyek, kebutuhan bisnis, sumber daya yang tersedia, dan lingkungan proyek. Organisasi harus mempertimbangkan karakteristik proyek, tingkat perubahan yang diterima, dan preferensi tim pengembangan.

Sebagai contoh, proyek dengan kebutuhan yang jelas dan terdefinisi dengan baik mungkin lebih cocok untuk Model Waterfall, sementara proyek yang membutuhkan fleksibilitas dan responsivitas lebih besar dapat memilih Model Agile.

Pemilihan metodologi yang tepat sangat penting dalam mencapai kesuksesan proyek pengembangan sistem, dan organisasi perlu mempertimbangkan keunikan setiap proyek saat membuat keputusan.

F. Alat dan Teknik dalam Pengembangan Sistem

a. Perangkat Lunak Pengembangan

Perangkat lunak pengembangan adalah alat yang digunakan oleh tim pengembangan untuk merancang, mengembangkan, dan menguji perangkat lunak atau sistem. Ini termasuk integrated development environments (IDEs) seperti Visual Studio, Eclipse, dan IntelliJ IDEA yang menyediakan lingkungan yang terintegrasi untuk pengembangan perangkat lunak. Selain itu, perangkat lunak pengembangan juga mencakup alat untuk pemodelan, debugging, manajemen basis data, dan lainnya.

b. Teknik-Teknik Pengujian

Teknik-teknik pengujian adalah metode yang digunakan untuk memastikan bahwa sistem yang dikembangkan beroperasi dengan baik dan memenuhi kebutuhan. Ini mencakup berbagai jenis pengujian seperti pengujian fungsional, pengujian integrasi, pengujian performa, dan pengujian keamanan. Teknik pengujian juga melibatkan penyusunan rencana pengujian, pengembangan skenario pengujian, dan analisis hasil pengujian.

c. Alat Manajemen Proyek

Alat manajemen proyek adalah perangkat lunak yang membantu tim pengembangan dalam perencanaan, pelacakan, dan pengelolaan proyek pengembangan sistem. Ini mencakup alat untuk manajemen tugas, penjadwalan, pelaporan kemajuan proyek, dan kolaborasi tim. Beberapa contoh alat manajemen proyek termasuk Microsoft Project, Jira, Trello, dan Asana.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

IMPLEMENTASI SISTEM

Kebijakan Dan Perancangan Sistem

DESAIN SISTEM SECARA UMUM